Jumat malam Gema, Sesa, Pedro, Nisa dan Ibnu janjian virtual meeting seperti wiken-wiken sebelumnya. #GengBeda memang selalu nyempatin diri buat bertukar kabar, nanya kondisi satu sama lain dan ngobrolin hal-hal seru waktu PPKM kayak gini. Apalagi, kabarnya sih pembatasan kegiatan masyarakat bakal terus dijalankan sampai awal bulan depan sambil menanti kondisi terkendali.
Seperti biasa Gema paling semangat membuka obrolan.
“Gengs, mau liat karya gabut gue selama PPKM 2 di rumah nggak?” ucap Gema sambil menunjukkan lukisan wajah Jimin BTS. Nisa dan Sesa udah siap buat bereaksi tapi keduluan celetukan Ibnu.
“FYI aja nih, kalo kamu lukis apapun yang berbau Korea bakal jelek deh, Gem. Apa sih plastik-plastik pake dilukis segala,” kata Ibnu agak bete.
Mendengar celetukan itu Nisa, si ARMY paling setia, garda terdepan pendukung BTS dengan koleksi lightsticks, aneka merchandise dan jam terbang fangirling yang di atas rata-rata, langsung menekan tombol end pada layar video call-nya. Gema yang tadinya semangat jadi urung melanjutkan pembahasannya soal BTS karena idolanya dibilang plastik, candaan merendahkan tersebut meski sudah biasa didengar namun tetap menyakitkan.
“Wah, gawat. Nisa pasti sedih banget, nih,” kata Sesa sambil berusaha chat Nisa lewat WhatsApp. Pedro langsung mencoba menenangkan suasana. “Teman-teman akhir-akhir ini gimana kabarnya? Kalau Ibnu, kabarmu gimana? Apakah lagi ada masalah? Nggak biasanya kamu sebete ini,” kata Pedro.
“Iyaa, harimu lagi berat ya, Nu?” ujar Gema sambil berusaha menenangkan diri dan ingat bahwa idolanya BTS juga selalu ingin memancarkan aura persahabatan. Awalnya Ibnu merasa nggak ada yang salah dari ucapannya. Namun, begitu disapa hangat dan ditanya kabarnya secara pribadi, ia jadi merasa didengarkan dan dirangkul oleh sahabat-sahabatnya.
“Hmm… aku lagi bete banget, Gengs. Tadi habis rapat soal ospek berjam-jam. Capek banget. Aku juga udah ngiyain sama kalian buat video call ini, jadi nggak enak kalo dibatalin,” kata Ibnu yang sering menomorsatukan tanggung jawab dibandingkan dirinya sendiri.
“Wah begitu, ya. Pasti kamu capek banget. Sebenarnya nggak apa-apa kalau kamu ingin skip dulu dari pertemuan ini karena capek dan butuh istirahat. Kami juga ngerti kok, Nu,” kata Sesa dengan kalimat empatiknya. Ia menyadari beban Ibnu selama pandemi ini yang bertumpuk. Sebagai mahasiswa kedokteran yang juga sering kecapekan, ia maklum karena Ibnu baru saja terpilih jadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampusnya.
“Iya Nu, kami bisa mengerti, beban kerja kamu di masa pandemi ini pasti meningkat. Semua komunikasi dilakukan lewat video call. Belum lagi keadaan sekarang memang lagi berat,” ujar Gema. Meskipun awalnya agak bete karena celetukan Ibnu yang tidak sensitif, Gema sadar juga kalau ketika pandemi, hampir semua orang mengalami masalah, seperti tekanan, kesedihan, dan kesulitan mengontrol perasaan.
Ibnu jadi tidak enak hati dan malu karena teman-temannya justru begitu perhatian padanya. “Maaf ya teman-teman, terutama Gema dan Nisa. Aku malah ngatain idola kalian, padahal aku lagi capek sama hal lain bukan benci sama BTS,” Ibnu kelihatan bersalah. Wajahnya jadi tambah murung. “Aku akan minta maaf langsung ke Nisa setelah ini,” ujarnya.
“Iya Nu, gapapa kok. Aku bisa paham, saat ini memang berat buat kita semua,” kata Pedro. “Setuju, aku pun bisa mengerti keadaan Ibnu. Aku juga nggak sakit hati waktu kamu bilang mereka plastik. Huhuhu. Udah sering denger soalnya. Tapi aku juga peduli sama kesehatan mental Ibnu selama pandemi ini,” ucap Gema agak sedih tapi berusaha memahami suasana hati sahabatnya.
“Oh ya, kalian tahu nggak kalau hari ini kebetulan bertepatan sama International Friendship Day 2021? Hihihi,” kata Sesa. “Aku seneng banget deh punya sahabat seperti kalian. Meski pandemi begini kita masih nyempetin tanya kabar satu sama lain.”
“Wah iyaa, aku tadi cek Instagram dan memang bener hari ini hari persahabatan sedunia,” kata Gema bersemangat. “Ummm, sebenarnyaa, soal persahabatan… Aku ingin cerita soal idolaku BTS ke kalian, pada keberatan nggak? Kalo keberatan nggak apa-apa, aku simpan buat kapan-kapan aja.”
“Umm, iiiyaa, Gem, nggak apa-apa. Aku nggak keberatan, maaf ya, tadi aku nggak sensitif. Aku bakal coba dengerin perspektif kamu,” Ibnu mencoba memahami betapa semangatnya Gema ketika ngomongin BTS.
Sambil memperhatikan rona wajah dan mata Gema yang berbinar-binar, Pedro, Ibnu, dan Sesa siap mendengarkan ceritanya (yang kemungkinan panjang) lewat layar laptop masing-masing. Tidak lupa mereka sudah siap dengan makanan dan minuman ringan masing-masing di tangannya.
“Jadi begini Gengs, BTS itu istimewa buatku karena selain menyanyi dan nge-dance, mereka juga mengajarkanku soal arti persahabatan,” kata Gema. Ia menjelaskan bahwa BTS bersama UNICEF membuat kampanye bernama LOVE MYSELF alias gerakan buat mencintai diri sendiri. Mereka ingin menyebarkan pesan buat teman-teman muda yang mengalami ketidakpercayaan diri dan kesulitan dalam hidupnya untuk tetap semangat sembari menyerukan pesan anti-diskriminasi dan kekerasan bagi anak-anak dan orang muda. “BTS bikin aku percaya arti persahabatan lintas negara, lintas benua, antar-suku, antar-budaya dan segala sekat-sekat lain, Gengs.”
“Menarik dan inklusif banget ya ternyata BTS. Mirip sama persahabatan kita dengan segala kompleksitasnya,” kata Ibnu yang memang suka pakai kata-kata ribet. “Hahaha, iyaa makanya secinta itu gue sama BTS,” Gema menimpali dengan cepat.
“Hebat ya BTS kerja sama bareng UNICEF, diundang buat menyampaikan pesan di Pertemuan Ke-75 Majelis Umum PBB juga. Nggak banyak lho, artis yang bisa begitu. Salut sih,” ujar Pedro.
“Tahun ini BTS diundang lagi, bahkan diutus oleh presiden Korea Selatan untuk hadir di pertemuan yang ke-76,” tambah Gema sambil nunjukin foto-foto anggota BTS.
“Wah keren, ya. Kalo aku setuju banget deh sama Ibnu soal persahabatan kita ini. Kita bener-bener beda latar belakang, beda jurusan kuliah, beda ras, suku, agama, identitas serta orientasi seksual, bahkan preferensi tontonan dan artis idola,” kata Sesa. “Meskipun berbeda dan kadang ada gesekannya juga, kita tetap berusaha memahami satu sama lain. Perbedaan kita bukan halangan. Lagi pandemi aja obrolan kita nggak putus.”
“Iyaa, benar sekali Sesa. Oh ya, sepertinya aku harus segera istirahat nih, karena udah terlalu capek kayaknya,” kata Ibnu. “Habis ini aku akan minta maaf ke Nisa sambil bilang bahwa BTS keren banget. Pikiranku terlalu sempit dengan bilang mereka plastik. Aku menyesal sekali.”
Setelah Ibnu pamit, Pedro, Sesa dan Gema juga mengakhiri percakapannya. Mereka akan bertemu lagi di video call minggu depan. Nantikan cerita #GengBeda selanjutnya, ya! Selamat Hari Persahabatan Sedunia, teman-teman. Kalo kamu, gimana caramu merayakan hari persahabatan?
Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut soal Hari Persahabatan Sedunia dan BTS, baca di tautan berikut, ya: