Assalamualaikum, Ukhti dan Akhi…
Tulisanku kali ini sungguh lebih semangat daripada sebelumnya! Kalo membaca semangat 92 tahun yang lalu, rasanya pengen banget memeluk Indonesia erat-erat. Kalo kembali membaca sejarah, pembahasan awal saat pertemuan para pelajar-pelajar untuk membahas Sumpah Pemuda adalah sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Bisa dilihatkan kalo sejarah merupakan hal penting untuk selalu dikenang dan dijadikan pembelajaran. Menurutku, gimana memberikan informasi tentang sejarah ya diberikan pendidikan yang layak, merata, dan menyeluruh. Layak maksudnya ya apa adanya dan sesuai fakta, kemudian tidak memilih-milih siapa yang bisa membayar sekolah maka ia yang akan mendapatkan pendidikan, dan juga menyeluruh yang artinya lengkap tanpa dikurang-kurangi. Ukhti dan Akhi, semoga #KupasTuntas tentang sejarah Sumpah Pemuda dariku bisa mencerahkan.
Nah, tema Sumpah Pemuda tahun 2020 ini menarik deh, yaitu “bersatu dan bangkit” dengan berbagai latar belakang. Kalo dari aku sih inginnya terus bersatu dan bangkit untuk mendapatkan akses pendidikan kespro yang lengkap. Salah satu caranya dengan terus mendorong pemerintah untuk mengubah isi dari Pasal 414 dan 416 dalam #RKUHPNgawur darf 15 dan 18 September 2019. Isi pasal tersebut berkaitan dengan siapa yang paling berwenang untuk memberikan informasi tentang alat kontrasepsi (alkon). Kalo menurut pasal ngawur itu ya petugas berwenang yang mana gak diinformasikan secara spesifik. Yang pasti, orang tua bukan petugas berwenang, apalagi pendidik sebaya, karena perlu adanya surat tugas ketika ingin menyampaikan informasi tentang alkon.
Nah, menurutku lagi, kenapa keukeuh memberikan informasi kespro dalam hal ini alkon ke pada usia muda, karena bicara alkon itu gak hanya pembatasan tentang kelahiran aja. Adanya alkon memberikan dampak besar untuk keluarga di dunia. Banyak perempuan yang akhirnya bisa melanjutkan pendidikan, bisa memiliki keluarga kecil, memiliki tingkat perekonomian yang baik bahkan meningkatkan peluang hidup perempuan hingga dua puluh persen. Sayangnya, alkon masih menjadi bahan pembicaraan yang tabu di sekitar kita, sekitar orang-orang yang berusia muda. Bahkan mitos-mitos yang mengiringi masih cukup banyak, seperti meminum pil KB sebelum menikah akan membuat rahim kering, penggunaan kontrasepsi IUD membuat rahim infeksi, dan lain sebagainya.
Padahal, informasi alkon itu sebagai bekal untuk muda-mudi agar bisa menentukan pilihan-pilihan ke depan untuk tubuh dan keberlangsungan hidup. Sehubungan dengan itu, muda-mudi memiliki peran yang besar untuk lingkungan sekitarnya, terutama untuk teman-teman sebaya. Berbagai tokoh psikolog banyak menjelaskan tentang kecenderungan kelompok usia muda yang lebih lekat dengan usia sebayanya. Hal ini juga berlaku untuk interaksi dan juga pembicaraan terkait seksualitas. Pada kenyataannya, para muda mudi memiliki peran yang baik untuk menyampaikan informasi yang valid tentang seksualitas kepada teman sebayanya dibanding orang tuanya.
Ngomong-ngomong lagi tentang alkon, sebanyak 15.337 muda mudi dari 110 negara di seluruh dunia berkontribusi dalam pembuatan Youth Manifesto yang difasilitasi oleh International Planned Parenthood Federation pada tahun 2019 lalu. Nah, di dalamnya juga ada muda-mudi dari 8 provinsi yang menyelenggarakan dialog bersama kelompok usia muda di daerah untuk membicarakan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka. Manifesto tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu terkait akses edukasi, akses layanan ramah remaja, dan bagaimana keterlibatan anak muda dalam keputusan-keputusan penting terkait dirinya. Dari hasil tersebut, muda-mudi di seluruh dunia menyatakan bahwa generasi muda membutuhkan informasi yang valid dan akurat atas tubuh dan berkembangannya. Dalam hal layanan, muda mudi membutuhkan akses yang ramah terhadap kelompok usia muda serta menjaga kerahasiaan dengan baik.
Pertanyaan yang menggelitik aku nih di 92 tahun peringatan Sumpah Pemuda, apakah perayaan sumpah pemuda masih relevan dengan kondisi saat ini, atau sebenarnya teman-teman hanya memperingatinya sebagai ceremony tahunan? Karena, kalo aku pikir, perjuangan masa lalu itu bukan hanya untuk diperingati, tetapi juga diteruskan. Ketika muda mudi suatu bangsa tidak lagi bergetar ketika merayakan hari yang menjadi tombak perjuangannya, mungkin sudah seharusnya mempertanyakan kembali tentang semangat dari muda mudi itu sendiri untuk Indonesia!
Jika peringatan Hari Sumpah Pemuda 2020 ini mengusung tema bersatu dan bangkit. Mungkin sudah seharusnya kita menginisiasi manifesto kita sendiri untuk memperjuangkan hak-hak yang terabaikan selama ini?
Sumber:
Penulis : Ayunita dan Yumna
Halo Kawan #GengBeda! Ketemu lagi dengan Sesa dan Pedro. Kami ingin ngobrol bareng kamu, nih,…
Jumat malam Gema, Sesa, Pedro, Nisa dan Ibnu janjian virtual meeting seperti wiken-wiken sebelumnya. #GengBeda…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Nisa pusing banget, nih. Data dan fakta tidak cukup…
Halo kawan #GengBeda! Ketemu lagi bareng Sesa di musim Cancer ini. Katanya sih goncangan hidup…
Assalamualaikum ukhti dan akhi! Balik lagi bersama Nisa nih, semoga ngga bosen yah sama Cerita…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Balik lagi nih sama Nisa si remaja masjid yang…