Halo kawan #GengBeda. Sesa excited banget bisa menyapa kalian semua di hari Kesehatan Nasional 2020 yang jatuh tepat pada 12 November 2020 kemarin. Nah, kalau dari pemerintah sendiri mengusung tema “Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat” dengan sub-tema ‘Jaga Diri, Keluarga dan Masyarakat, Selamatkan Bangsa dari Pandemi Covid-19’. Tentunya Sesa setuju dong dengan semangatnya. Agar kita semua selalu melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku di masa pandemi ini, sehingga tidak merugikan orang lain yang mungkin memiliki daya tahan tubuh yang beragam. Sesa sepakat banget kok hihi.
Namun, Sesa ingin sekali mengajak kawan #GengBeda untuk memaknai hari ini dari perspektif yang berbeda. Sesa ingin kita berefleksi dengan melihat kembali hal-hal yang terjadi di Indonesia selama pandemi: KDRT meningkat, kehamilan tidak diinginkan meningkat, bahkan pernikahan di bawah umur juga meningkat! Kaget gak? Kalau kalian kaget, tentunya jangan lupakan juga bahwa tiga permasalahan tersebut adalah masalah yang terus terjadi bahkan ketika pandemi belum dimulai angkanya selalu naik. Huhu sedih ya.
Untuk itu kawan, Sesa ingin memberikan rekomendasi tontonan buat kalian agar kalian bisa memaknai Hari Kesehatan Nasional di tahun ini dengan perspektif yang berbeda. Sesa yakin kalau kita sama-sama belajar dan bertindak nyata, maka semangat hari Kesehatan Nasional akan selalu ada di antara kita dan menjadikan masyarakat Indonesia sehat! Etssss, saking semangatnya Sesa jadi panjang banget nih ngomongnya hihi. Berikut secuplik cerita dari film pendek berjudul “Suara Kirana” persembahan Plan International Indonesia & Pasar Malam. Check this out!
“Dan ternyata yang hilang bukan mereka, tapi masa remaja mereka”
Suara Kirana dibuka dengan dialog antara Anggi dan Indra, murid SMA di Jakarta yang kebetulan menjalin asmara. Asik. Percakapan mereka dimulai dari scrolling-an Indra di Instagram yang menemukan berita bahwa di Cisolok, tempat ia dahulu pernah tinggal, banyak remaja yang hilang tanpa jejak disinyalir karena ulah sosok Nyi Roro Kidul. Berangkat dari berita tersebut, rasa kangen dan keinginan Indra untuk mendatangi Cisolok pun muncul. Ia mengajak serta Anggi untuk pergi. Tentu saja Anggi awalnya menolak karena tugas sekolah sedang menumpuk dan bukan waktunya untuk berlibur. Tak hilang akal akhirnya Indra mengeluarkan ide lain dan mengajak Anggi untuk meminta izin pergi ke Pak Toto, gurunya, dengan alasan ingin meliput berita Nyi Roro Kidul tersebut.
Singkat cerita, misi Indra dan Anggi disetujui dan mereka berangkat, namun tentunya dijemput oleh Bu Dini, guru SMA di Cisolok yang juga merupakan kerabat Pak Toto. Sesampainya di Cisolok, investigasi Anggi dan Indra dimulai dan mengarahkan mereka ke pencarian lain yang tak pernah mereka duga sebelumnya: Mencari Kirana. Kirana, sosok yang hilang di SMA tempat Bu Dini mengajar dipastikan oleh Bu Dini sendiri bukan menghilang karena Nyi Roro Kidul, namun karena kehamilan yang tidak diinginkan. Kirana adalah murid yang ceria dan Bu Dini sempat memperlihatkan video yang merekam Kirana bermain gitar dan bernyanyi dikelilingi oleh teman sekolahnya. Sepanjang itu pula Bu Dini menceritakan mengenai kedekatannya dengan Kirana sampai bagaimana akhirnya Bu Dini putus kontak: Kirana pindah ke Sukabumi dan suaminya (ya, akhirnya Kirana menikah dengan orang yang menghamilinya) melarang Kirana berkomunikasi dengan orang-orang dari masa lalunya.
Setelah mendengar cerita Kirana, Anggi seakan memproses kejadian yang terjadi sampai-sampai ketika mau kembali ke Jakarta masih ada perasaan tidak nyaman yang menggantung di hatinya. Ia pun beride mengajak Indra untuk menemui Kirana di Sukabumi dengan berbekalkan alamat dari Ibu Dini. Tentu saja Indra yang petualang ini menyetujui Kirana. Petualangan lain pun mereka lalui sampai akhirnya mereka bertemu dengan Kirana dan menemukan beberapa fakta lain: Kirana menjadi single parents. Kirana sempat bercerita banyak mengenai kerinduannya pada sekolah dan menyanyikan Anggi dan Indra lagu yang sempat mereka tonton di video rekaman Bu Dini.
Sekembalinya Anggi dan Indra ke sekolah, mereka mengumpulkan hasil laporan investigasi mereka ke Pak Toto dengan Anggi merefleksikan penuh perjalanan mereka dan bagaimana mereka mengubah topik tulisan mereka menjadi tentang Kirana dan seluk-beluk kehidupannya. Bagaimana mereka memahami bahwa menikah di bawah umur memiliki banyak konsekuensi jangka panjang, dan kehamilan yang tidak diinginkan memaksa banyak perempuan di Indonesia untuk menikah karena tekanan dari lingkungan.
Pada akhir film, Sesa senang banget karena tokoh Anggi dan Indra banyak menjelaskan mengenai Indonesia yang menempati peringkat ke-8 dari angka perkawinan anak di dunia. Selain itu dijelaskan pula penyebab dan dampak dari banyaknya perkawinan usia anak ini, yang paling ekstrem adalah kematian! Untuk itu, sebelum film credit title selesai, Indra sharing nih bagaimana kita sebagai anak muda terutama bagi yang masih bersekolah untuk fokus pada cita-citanya. Selain itu juga tak lupa untuk belajar dan menyebarkan informasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi. Salut!
Lebih lengkapnya, tonton ya film pendek yang amazing ini. Jujur Sesa disaat Anggi menyerahkan laporan meneteskan air mata karena refleksi perjalanan yang diceritakannya :”) Sehat terus anak muda Indonesia, sehat terus perempuan muda Indonesia!