Hai kawan #GengBeda! Kalian tahu kan tanggal 30 Juli lalu kita memperingati Hari Persahabatan Internasional? Duh, kangen sahabat Gema nih, hehe. Nah oleh kirininyi, Gema mau nyeritain pengalaman Gema menjadi Ally bagi sahabat-sahabat Gema!
Apa yang pertama kali kamu lihat dari temanmu ketika memutuskan mau berteman sama dia sampai sekarang? Pernah gak sih kalian memiliki kriteria pertemanan sendiri? Apakah identitas seksual teman memengaruhi kalian untuk memilih teman? Gema yakin pasti kawan #GengBeda punya kriteria sendiri dalam memilih teman dan itu sama sekali tidak masalah. Tapi, pernah gak sih kalian denger kata Ally? Iya, Ally yang artinya sekutu, kawan, atau rekanan. Sadar gak sadar ternyata Gema pernah menjadi Ally untuk teman Gema sendiri, loh!
Sebenarnya apa sih Ally itu dan bagaimana caranya kita menjadi Ally. Secara umum Ally diartikan sebagai seseorang yang terhubung dengan orang lain sebagai penolong ataupun sebuah ikatan yang dibangun dalam sebuah komunitas dengan tujuan untuk melindungi kepentingan bersama seluruh anggota. Dalam artikel What does it mean to be an Ally?: Definition and Characteristics menempatkan Ally sebagai sebuah Social Justice Ally hampir mirip dengan SJW, namun tujuan mereka disini sebagai sosok pendamping. Sosok Ally biasanya merupakan orang-orang yang berasal dari kelompok dominan yang bersedia untuk melawan ketidakadilan yang diterima oleh kelompok marjinal. Yang tidak hanya merasa simpati dengan keadaan yang diterima oleh kelompok ini, melainkan tujuan mereka pada akhirnya adalah memperjuangkan segala bentuk opresi dan ketidakadilan.
Cerita Gema sendiri menjadi Ally adalah ketika secara tidak sengaja menjadi tempat curhat masalah percintaan, saat itu Gema tidak pernah tahu identitas seksual teman Gema karena dia memang tertutup. Namun ternyata ketika Gema lebih dalam masuk dan mendengarkan ternyata dia termasuk dalam komunitas LGBT. Dari sinilah ia menceritakan ketakutan hingga pengalaman mengerikan stalker yang mengancam membeberkan identitas seksualnya kepada keluarga dan rekanan kerja. Kan itu sudah melanggar Hak Asasi Manusia #GengBeda. Nah, akhirnya Gema sadar bahwa sebagai seseorang yang memiliki akses dan privilege yang tinggi kita harus melindungi dan menjadi pendamping bagi mereka ini. And how does being Ally and becomes Ally really mean? Ini beberapa tips yang bisa kamu ikuti untuk menjadi Ally bagi teman-teman kalian
Berusaha Memposisikan Diri Kalian sebagai “Yang Tersisihkan”
Sebenarnya ini fungsi dasar diri kita sebagai manusia ketika dihadapkan dalam posisi menjadi tempat mencurahkan cerita. Di sini rasa simpati kita harus benar-benar dibangun, sehingga tidak ada prejudice karena kita merasa relate to the story and condition. Dengan mencoba memposisikan diri kalian sebagai lawan bicara maka kepercayaan mulai dibangun dalam sebuah pertemanan. Karena setiap bentuk hubungan harus didasari oleh rasa percaya. Pada saat bertukar peran ini kalian menjadi lebih peka terhadap perasaan lawan bicara sehingga mengerti respon apa yang sebaiknya disampaikan kepada mereka agar mereka lebih tenang.
Menggunakan Seluruh Akses yang Kamu Miliki sebagai Kelompok Dominan
Hadirnya Ally sendiri karena ada beberapa orang yang berasal dari kelompok marginal dan rentan terhadap relasi kuasa bahkan power abuse. Peran kalian bisa dimulai dengan memberikan mereka dukungan berupa mengikuti beberapa kegiatan atau gerakan yang berfokus menolong para kelompok marjinal ini. Dengan begitu kalian bisa mewakili suara mereka dengan ikut serta dalam gerakan tersebut, jika kalian memiliki pengikut di sosial media kalian bisa memulai edukasi pengikut kalian lewat postingan tentang kelompok-kelompok subordinat.
Jangan Takut!
Hal ini akan menjadi salah satu pro kontra dan konflik dari dalam diri kalian ketika memutuskan untuk menjadi Ally. Secara tidak sadar topik yang kalian angkat dan sampaikan kepada orang-orang nantinya merupakan hal yang sangat sensitif. Menjadi Ally akan terlihat seperti seorang SJW yang sekarang mendapatkan banyak nyinyiran dari netizen. Dalam artikel SJW, You’re Too Good to be True! menceritakan bagaimana sebenernya sosok SJW berusaha menjadi penengah bagi teman-teman yang terdiskriminasi isu seksualitas, pendidikan kesehatan reproduksi, kesehatan mental, dan LGBT, namun diterima sangat negatif oleh netizen karena dianggap “sok tau dan sok bijak” padahal mereka melakukan hal yang positif. Yep menjadi orang baik memang banyak tantangan kawan #GengBeda, jadi jangan takut untuk memulai hal baik!
Lagipula, ketika menjadi ally dan ada beberapa orang yang menjauhi kalian berarti orang tersebut bukan orang yang bisa menerima kalian seutuhnya. Tentunya, kalian tidak mau kan dikelilingi oleh orang-orang yang tidak bisa menerima kalian apa adanya? Tenang saja, pada akhirnya menjadi ally akan mengajarkanmu arti pertemanan sesungguhnya. Dengan menjadi ally juga akan membuat kalian memiliki semakin banyak teman-teman baru.
Nah, sekarang jadi tau kan untuk memulai menjadi Ally bagi mereka yang membutuhkan dukungan kamu? Gema gak sabar nih untuk dengerin cerita kalian, sampai jumpa di cerita selanjutnya!
Sumber :
Penulis: Nabillah/Jen
Halo Kawan #GengBeda! Ketemu lagi dengan Sesa dan Pedro. Kami ingin ngobrol bareng kamu, nih,…
Jumat malam Gema, Sesa, Pedro, Nisa dan Ibnu janjian virtual meeting seperti wiken-wiken sebelumnya. #GengBeda…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Nisa pusing banget, nih. Data dan fakta tidak cukup…
Halo kawan #GengBeda! Ketemu lagi bareng Sesa di musim Cancer ini. Katanya sih goncangan hidup…
Assalamualaikum ukhti dan akhi! Balik lagi bersama Nisa nih, semoga ngga bosen yah sama Cerita…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Balik lagi nih sama Nisa si remaja masjid yang…