Apa sih Sanggar Swara dan Transchool itu, Gema?
Sini Gema jelasin ke kalian. Sanggar Swara itu kawan adalah komunitas transgender perempuan (transpuan) muda di Jakarta yang telah berdiri sejak 2010. Sanggar Swara juga merupakan wadah bagi transpuan muda untuk mengembangkan bakat dan potensi mereka loh agar bisa menjadi transpuan yang mandiri, sehat, dan berdaya. Salah satu program di Sanggar Swara dalam bidang pendidikan adalah melalui Transchool. Nah, Transchool ini kawan adalah sebuah sekolah alternatif bagi transpuan muda dimana di dalamnya membahas mengenai hak asasi manusia (HAM), SOGIESC (yang terdiri dari orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender, ketubuhan, dll), feminisme, advokasi, hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), penerimaan diri dan keimanan, dll. Transchool memiliki misi untuk mencari teman-teman transpuan muda yang akan menjadi regenerasi bagi Sanggar Swara itu sendiri. Transchool juga dihadirkan sebagai sarana untuk mencari pelatih sebaya (peer-educator) yang dapat menjadi role model di daerah mereka masing-masing. Jujur, Gema salut ini keren banget!
Seleksi awalnya gimana ya, Gema?
Sini-sini, fokus ya dengerin Gema. Seleksi awalnya itu dimulai secara online yang mewajibkan calon peserta untuk menjawab pertanyaan seputar motivasi, pengalaman hidup, dan pemahaman mereka mengenai isu-isu transpuan terkini. Sanggar Swara mengutamakan transpuan berusia 18-35 tahun yang belum pernah mendapatkan pendidikan dasar mengenai isu HAM, SOGIESC, dan HKSR. Setelah terpilih, sebanyak 20 peserta Transchool 2020 akan mengikuti rangkaian kelas yang terdiri dari sembilan kali sesi dimana anggota Sanggar Swara akan memfasilitasi setiap sesi kelas, kemudian ditambah pula dengan kegiatan kunjungan lapangan ke lembaga HAM negara dan jaringan-jaringan pertemanan dan kerja Sanggar Swara. Setelah rangkaian kegiatan belajar selesai, maka akan dilanjutkan dengan karantina selama satu minggu dan akan dipilih satu orang duta (Miss Transchool) yang dinilai berdasarkan keaktifan peserta selama kegiatan berlangsung.
Tak kenal maka tak sayang!
Transchool adalah kegiatan tahunan sanggar Swara, hanya dua kali di tahun 2015 dan 2016 terjadi hambatan pelaksanaan, terutama terkait pendanaan yang menyebabkan kegiatan ini ditiadakan di tahun-tahun tersebut. Namun, berkat upaya sanggar Swara melaksanakan crowdfund di akhir 2016, Transchool kembali dapat terlaksana. Tahun ini sendiri menandai 10 tahun berdirinya sanggar Swara begitu pula diadakannya Transchool. Untuk merayakan satu dekade ini, Transchool mengangkat tema “Fight the CIStem”. Wah keren yaaa!
Nah, udah kegambar kan ya kawan. Kayaknya belum lengkap deh ya kalau kita gak dengerin testimoni dari pesertanya langsung. Yuk mariiii!
Aleya, 27 tahun
Aku sebenarnya di tahun 2019 sudah ingin ikut, namun pendaftarannya sudah ditutup. (Aku) tahu dari teman yang juga merupakan alumni Transchool. Dari cerita temanku itu, aku semakin yakin bahwa Transchool adalah kegiatan yang akan menambah wawasan serta network untuk mencari pekerjaan.
Aku pribadi merasa bahwa Transchool adalah kegiatan yang luar biasa. Aku adalah orang yang tidak kenal banyak orang. Aku juga tidak tahu banyak dalam kehidupan sebagai Transgender. Misalnya tentang kekerasan. Disini aku diajarkan untuk fight, untuk berani. Aku juga salut banget karena orang-orang di dalam Transchool memiliki jiwa sosial yang tinggi dan peduli ke sesama Transgender. Fasilitator/moderator sangat sabar menjelaskan dan membuat kita mengerti bukan menghafal.
Aku berharap setelah mengikuti Transchool aku bisa hidup dengan lebih baik lagi. Aku juga berharap bisa mendapatkan perlindungan, terkait banyak hal. Menjadi tahu tentang hak-hak dan diskriminasi. Memberikan wadah bagi orang yang mau bekerja di ruang lingkup transgender dan SWARA. Aku ingin hidup lebih berguna bagi orang lain.”
Zea, 33 tahun
“Aku pertama kali tahu tentang Transchool itu dari salah satu selebgram Transpuan, yaitu Dinda Syarief, yang mem-posting tentang Transchool. Niat awalnya aku ikut adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mengembangkan diri (menggali potensi), karena pada dasarnya aku bekerja lebih banyak di balik layar.
Aku sih merasa happy banget mengikuti kegiatan ini, karena selain bisa menambah wawasan juga bisa menambah keluarga baru yang baik dan suportif. Ohiya, aku juga senang dengan para panitia, karena mereka memperlakukan semua peserta dengan sama. Aku sendiri berharap setelah mengikuti Transchool aku bisa lebih mengenal diri sendiri dan mengenal bakatku. Aku juga bisa menjalani hidup sebagai transpuan secara lebih baik.”
Tuh kan, Gema bilang juga apa. Transchool ini emang acara yang keren banget deh buat diikutin sama para transpuan muda. Gema doakan deh agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, jadi temen-temen peserta Transchool tahun ini bisa melanjutkan kegiatannya yang ciamik ini. Semangat ya kakak-kakak Sanggar Swara dan kawan-kawan peserta, hehe.
Nah, belum afdol kalau kita belum sama-sama ngintip apa aja yang dilakukan oleh temen-temen peserta Transchool ketika kelas mereka kemarin berlangsung, ya. Berikut Gema timpilkin, eh tampilkan. Selamat menyaksikannnnn!
Referensi :
Youtube Channel Transchool SWARA
Wawancara dengan Aleya dan Zea (Peserta Transchool 2020)
Sumber gambar dan video :
Dokumentasi Sanggar SWARA
Halo Kawan #GengBeda! Ketemu lagi dengan Sesa dan Pedro. Kami ingin ngobrol bareng kamu, nih,…
Jumat malam Gema, Sesa, Pedro, Nisa dan Ibnu janjian virtual meeting seperti wiken-wiken sebelumnya. #GengBeda…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Nisa pusing banget, nih. Data dan fakta tidak cukup…
Halo kawan #GengBeda! Ketemu lagi bareng Sesa di musim Cancer ini. Katanya sih goncangan hidup…
Assalamualaikum ukhti dan akhi! Balik lagi bersama Nisa nih, semoga ngga bosen yah sama Cerita…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Balik lagi nih sama Nisa si remaja masjid yang…