Pilih Laman

IDAHOBIT 2020: Mengenali Diskriminasi dan Merayakan Perbedaan

18 Mei, 2020

Halo kawan #GengBeda. Ketemu lagi nih sama Gema, hihi. Apa kabar teman-teman semua? Kangen gak nih sama cerita-ceritanya Gema? Nah, untuk mengobati kekangenan kalian sama Gema, mari kita sambutnya cerita gema di hari Minggu ini!

Seperti yang Gema kasih unjuk di judul, hari ini bertepatan dengan International Day Against Homophobia, Transphobia, dan Biphobia atau lebih dikenal dengan IDAHOBIT. Loh Gem, kok di judulnya ada Intersexphobia? Tenang-tenang, hehe. Belakangan ini, huruf “I” di IDAHOBIT seringkali digunakan banyak kelompok untuk dialamatkan kepada temen-temen Intersex yang mengalami penolakan.

Kalian sendiri sebenarnya tahu nggak sih gengs kenapa tanggal 17 Mei dipilih sebagai IDAHOBIT? Usut punya usut, ternyata di tanggal tersebut pada tahun 1990 lalu WHO menghapus Homoseksualitas dari daftar penyakit mental atau gangguan jiwa. Wuih! Nah, barulah akhirnya di tahun 2004 gerakan IDAHOBIT ini diresmikan dan dilakukan serentak di berbagai wilayah dunia. Banyak sekali loh kawan bentuk perayaannya, yang paling sering kita lihat sih biasanya parade dan march. Tahun ini sendiri, tema IDAHOBIT adalah “Breaking the Silence” kawan alias “Memecah Keheningan”. Oleh karenanya Gema pingin mengajak kalian merayakan hari ini agar orang-orang di luar sana tidak lagi melakukan diskriminasi pada siapapun tanpa terkecuali.

Untuk memecah keheningan nih kawan, siapa saja harus belajar untuk mengidentifikasi dahulu bentuk-bentuk diskriminasi yang biasa dirasakan temen-temen LGBTIQ. Gema menemukan disini ada beberapa hal yang bisa kita pelajari secara praktis apakah perbuatan seseorang itu adalah diskriminasi atau bukan. Cekidot!

    1. Diskriminasi yang biasanya dialami teman-teman Trans dapat kita lihat dari penggunaan bahasa. Banyak yang memanggil teman-teman transpuan dengan panggilan “Bencong” namun dilakukan dengan nada menyindir. Banyak pula teman-teman transmen yang disebut-sebut sebagai “Cewek Ganteng” atau “Cewek Tomboy”, tentu saja juga dilakukan dengan nada suara dan pandangan yang merendahkan.
    2. Homofobia biasanya kalian bisa dengar dari ejekan dan perbuatan tidak menyenangkan seseorang kepada orang lainnya. Misalnya, melakukan name-calling kepada mereka yang telah terbuka terkait orientasi seksualnya maupun mereka yang masih in the closet. Tak jarang juga sebutan seperti “Homo”, “Buci”, “Gay”, “Bencong” (Ya di Indonesia temen-temen Gay juga direndahkan dengan panggilan Bencong seperti yang dialami teman-teman Transpuan), dan masih banyak lagi.
    3. Next, untuk Bifobia sendiri biasanya dialami ketika seseorang dipojokkan terkait pilihannya untuk tertarik pada lebih dari satu gender. Teman-teman Bi kerap kali dipojokkan dan dipaksa untuk memilih satu gender saja karena dianggap “mengambil pasar”. Mereka juga sering disalahartikan berada pada fase yang belum selesai. Sehingga di akhir fase mereka bisa memilih satu saja gender yang mereka suka. Big no no no, keputusan untuk menyukai lebih dari satu gender itu adalah hak teman-teman Bi ya gengs. Gak boleh paksa-paksa, cubit nih? Hehe canda tapi serius yaaaa.
    4. Selanjutnya adalah diskriminasi pada teman-teman Intersex, nih kawan. Teman-teman intersex ini terbagi atas mereka yang secara fisik, hormon, dan gen adalah tidak seutuhnya laki-laki maupun perempuan; setengah perempuan dan laki-laki; atau bahkan bisa tidak merupakan keduanya. Yang paling menyedihkan adalah mereka seringkali mendapatkan diskriminasi dan mistreatment di layanan kesehatan yang seharusnya negara juga turut andil nih dalam memenuhi hak-hak teman-teman Intersex.
    5. Terakhir nih kawan, Transfobia, Homofobia, Bifobia, dan Intersexfobia  juga bisa berwujud ekstrem seperti kekerasan fisik, pelecehan seksual, dan secara sengaja tidak melibatkan teman-teman tersebut dalam hal apapun karena gender mereka. Nah, diinget baik-baik ya! Jangan sampai kita juga ikut-ikutan secara sengaja maupun tidak.

Setelah kita tahu mengenai bentuk-bentuk kekerasan nih kawan #GengBeda, Gema ingin kalian bisa merayakan IDAHOBIT secara sederhana di rumah, lingkungan belajar, dan lingkungan pertemanan. Gema mengadaptasi ini dari sini dan sini ya karena ini sesuai banget dengan kondisi #DiRumahAja seperti saat ini hehe. Yuk yak yuk!

Di Rumah:

Gampang banget nih gaes, apalagi buat sobat-sobat rebahan seperti Gema ini huehue. Di waktu luang kita di rumah, kita bisa ikutan webinar atau Instagram Live yang sedang membahas tentang isu LGBTIQ. Kalian juga bisa nih ikut serta menggaungkan IDAHOBIT melalui postingan IG, Twitter, Facebook, Tik-Tok dan akun media sosial lainnya. Tinggal kllik dan sharing poster-poster terkait kegiatan IDAHOBIT huehue! Selain itu, kalian juga bisa banget kasih rekomendasi film-film atau serial-serial yang mengangkat tema LGBTIQ yang mengajarkan kita untuk menjadi lebih open minded serta toleran.

Di Lingkungan Belajar:

Nah kawan, kalau di lingkungan belajar kalian bisa banget bareng teman-teman di kelas dan juga pengajar untuk membahas isu diskriminasi terhadap teman-teman LGBTIQ dan dampaknya bagi kehidupan mereka. Di kelas harusnya kita bisa bersuara lebih untuk ikut serta menegakkan ketidakadilan yang terjadi agar setidaknya dimulai dari lingkungan kelas kita tidak melakukan diskriminasi. Selain itu, kalian bisa juga nih mengadakan seminar yang menghadirkan pembicara untuk ngobrolin seputar perjuangan teman-teman LGBTIQ melawan Homofobia, Transfobia, Bifobia, dan Intersexfobia. Selain dapet ilmu karena dibahas secara akademis, kalian pastinya juga akan belajar untuk bisa lebih considerate dan terbuka dalam melihat perbedaan hehe.

Di Lingkungan Pertemanan:

Last but not least nih kawan! (Sa ae, Gem!). Di lingkungan pertemanan, Gema yakin banget kalian pasti punya sahabat dari sobat LGBTIQ. Nah, coba deh kalian inget lagi momen-momen terbaik kalian bersama teman-teman kalian tersebut. Cek juga stok foto kalian di handphone. Dan tentu saja, sebagai sobat rebahan kalian bikin deh ucapan apresiasi kepada teman kalian tersebut. Bahwa mereka telah dengan baik melalui kehidupannya dari segala macam diskriminasi yang terjadi. Terserah kalian loh sobat ini mau kalian posting di Media Sosial atau sesederhana kalian kirim pribadi ke teman-teman kalian. Kalau di media sosial, jangan lupa pakai hashtag #IDAHOBIT2020 ya!

Nah, sederhana gak sih kawan! Jadi orang baik dan toleran kepada sesama itu gampang kok hehe, yang susah itu malah merencanakan untuk berbuat jahat kepada orang lain. Mana susah, dampaknya juga akan negatif ke kelian dan orang yang kalian jahatin pula. Hehe. Di hari ini, Gema mengajak kalian semua untuk sama-sama mengapresiasi dan menghargai satu sama lain. Bahwa tiap-tiap orang pasti mengalami perjalanan hidup yang berbeda-beda satu sama lain. Dan orang tersebut pasti yang paling tahu bagaimana hidupnya berjalan. Karena kita gak tahu apa yang telah mereka lalui secara lengkap nih kawan, alangkah lebih baik untuk kita menjadi pribadi yang lebih considerate dan saling support dalam kebaikan! Jangan lupa juga ya untuk #BreakingtheSilence! Sampai jumpa lagi di IDAHOBIT tahun depan gengs!

 

Sumber:

https://www.idahobit.org.au

https://may17.org

 

Penulis :

Erlangga Saputra

Beranda / Cerita Gema / IDAHOBIT 2020: Mengenali Diskriminasi dan Merayakan Perbedaan

Artikel Lainnya

Curhat Gema Tentang Feminisme Liberal

Curhat Gema Tentang Feminisme Liberal

Hai #Gengbeda. Kali ini Gema gemes banget nih mau bahas mengenai feminisme liberal... Pasti kawan-kawan sedikit banyak tahu bagaimana pergerakan feminisme saat ini?  Sabtu, 5...

Para Ibu dari Plaza de Mayo

Para Ibu dari Plaza de Mayo

Midnight, our sons and daughters Were cut down and taken from us. Hear their heartbeat We hear their heartbeat. (Lirik lagu U2-Mothers of the Disappeared)   Halo kawan...

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share This
Skip to content