Hari ini #CeritaSesa akan membahas soal Hari Hijab Sedunia atau rame banget tuh tagar #WorldHijabDay pas awal-awal Februari. Tepatnya tanggal 1 Februari kemarin diperingati sebagai Hari Hijab Sedunia. Hayooo, ngaku siapa yang baru tahu. Sesa juga baru tahu sih, hihi. Ternyata perayaan ini sudah ada sejak 2013 lalu dan pertama kali disebarkan oleh Nazma Khan, perempuan keturunan Bangladesh yang tinggal di New York, Amerika Serikat. Awalnya perayaan ini bertujuan untuk menghapuskan stigma radikal dan teroris dari dunia Barat kepada perempuan berhijab.
Nah, beberapa kawan hijaber (sebutan untuk perempuan berhijab) di Indonesia juga ikut merayakan Hari Hijab Sedunia. Kebanyakan dari mereka memposting foto selfie dengan caption ajakan berhijab atau ayat Alquran yang berisi perintah hijab. Tentunya ada hashtag sebagai pelengkap dan penunjang postingan foto mereka.
Tapi, ada juga kawan-kawan hijaber yang justru merayakan Hari Hijab Sedunia dengan nyinyiran atau sindiran kepada kawan lain yang tidak berhijab. Duh, Sesa kesal deh sama mereka. Padahal urusan berhijab atau tidak itu pilihan bebas untuk setiap perempuan, khususnya perempuan muslim. Katanya jilbab adalah salah bentuk kebaikan dan kewajiban. Yah, kalau ajakannya seperti itu rasanya untuk mendengar saja sudah malas, apalagi mau melakukan.
Sebentar, nyinyiran soal hijab. Sesa jadi ingat sesuatu di bulan Januari lalu. Salah satu kejadian yang membuat Sesa miris nih. Ada banget nih kejadian pemaksaan hijab di Sragen. Siswi SMA yang tidak berhijab itu dipaksa, diteror, dan diintimidasi oleh kawan-kawan sesama pelajar. Akibatnya korban dengan inisial Z merasa trauma dan memutuskan untuk pindah sekolah.
Hal itu membuat Sesa berpikir kalau perayaan Hari Hijab Sedunia di Indonesia itu ironis banget. Kan tujuan awal perayaan ini sama sekali bukan untuk mendiskriminasi perempuan yang tidak berhijab atau pun permisif terhadap perlakuan tidak adil yang dilakukan perempuan berhijab kepada yang gak berhijab.
Kalo kata idola Sesa, a.k.a Mba Inayah Wahid dalam tulisan peranperempuan.id, begini:
“Ironis itu ketika perempuan yang tidak berhijab dianggap tidak islami dan kerap dibandingkan dengan mereka yang sudah menggunakan hijab. Sedangkan sebaliknya, mereka yang menggunakan hijab dan memakai makeup serta riasan bunga-bunga juga kerap dinilai kurang islami. Kadang-kadang semua orang seperti terlihat berebut untuk saling menilai buruk orang lain.”
Lebih miris lagi, ada kritik terhadap perayaan Hari Hijab Sedunia ini. Menurut Sesa hari ini pemaknaan untuk menggunakan hijab sudah pada titik berlebihan. Hijab dimaknai sebagai tolak ukur seorang perempuan muslim yang taat dan religius. Tidak hanya itu, anggapan bahwa perempuan muslim yang ‘baik’ adalah yang memakai hijab mengesankan kalau perempuan muslim yang tidak berhijab sebagai perempuan yang ‘tidak baik’.
Selain itu, hijab menjadi barang yang terlalu diagungkan. Sikap mengagungkan hijab justru menggambarkan penolakan dan penegasan bahwa perempuan muslim yang tidak berhijab dianggap berbeda.Nih, Sesa kasih tahu contoh nyata yang ada di sekitar Sesa ya. Sesa pernah tahu ada salah satu publik figur yang awalnya berhijab dan memutuskan untuk melepas kembali hijabnya. Tebak, apa reaksi masyarakat, terutama kelompok ukhti-ukhti? Iya. Sebagian besar dari mereka justru menghakimi artis tersebut dengan memberikan label buruk pada dirinya, hanya karena keputusan sederhana yaitu melepas hijab.
Jadi, Sesa berpikir kalau perayaan Hari Hijab Sedunia seharusnya dimaknai sebagai perayaan kebebasan perempuan muslim atas pilihannya dalam berhijab. Misalnya perempuan bebas untuk memakai atau melepas hijabnya tanpa diatur oleh perusahaan tempat ia bekerja, bebas dari aturan pasangan, bebas dari aturan orang tua, atau bahkan bebas dari tuntutan teman pengajian. Hari Hijab Sedunia adalah hari kebebasan perempuan untuk memilih.
Sesa mendukung sikap Z di Sragen dalam mengambil keputusan untuk pindah sekolah. #KamiBersamaZ
Halo Kawan #GengBeda! Ketemu lagi dengan Sesa dan Pedro. Kami ingin ngobrol bareng kamu, nih,…
Jumat malam Gema, Sesa, Pedro, Nisa dan Ibnu janjian virtual meeting seperti wiken-wiken sebelumnya. #GengBeda…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Nisa pusing banget, nih. Data dan fakta tidak cukup…
Halo kawan #GengBeda! Ketemu lagi bareng Sesa di musim Cancer ini. Katanya sih goncangan hidup…
Assalamualaikum ukhti dan akhi! Balik lagi bersama Nisa nih, semoga ngga bosen yah sama Cerita…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Balik lagi nih sama Nisa si remaja masjid yang…