Geng beda pasti tahu dong di tahun lalu ada protes besar yang terjadi di negara Chile yang dimulai pada 14 Oktober 2019? Kabarnya sih, demonstrasi ini masih berlangsung hingga sekarang yang bermula dari meningkatnya harga tiket kereta bawah tanah di sana yang bernama Santiago Metro. Nah, demonstrasi ini juga turut membawa pesan yang lebih luas lagi, yaitu respon masyarakat terhadap naiknya harga kebutuhan hidup, banyaknya fasilitas yang menjadi milik swasta, hingga adanya ketimpangan yang semakin besar antara si kaya dengan si miskin di seluruh negara. Demonstrasi besar dan terus menerus ini terus dilakukan hingga sekelompok seniman perempuan di sana yang bernama Las Tesis menciptakan sebuah lagu berjudul “Un Violador En Tu Camino”, atau bahasa Indonesianya yaitu “Pemerkosa di Jalan”, sebagai bentuk protes terhadap tidak adanya tindakan pemerintah bagi pelaku kekerasan seksual.
“Un Violador En Tu Camino” dinyanyikan pada Hari Internasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan yang jatuh pada 25 November. Pada hari ini, ratusan perempuan Chile berkumpul menyanyikan dan menarikan lagu di depan Mahkamah Konstitusi menuntut penyelesaian kasus kekerasan terhadap perempuan di sana. Di Chile, terdapat 42 kasus kekerasan seksual yang terjadi setiap hari. Bayangkan, sebanyak apa kasus yang terjadi jika kita jumlah semua kasus dalam satu tahun! Duh, ngeri banget ya! Lagu “Un Violador En Tu Camino” menceritakan sebuah keadaan di Chile, mengutuk sistem pemerintahan di sana yang tidak memiliki sistem hukum yang jelas untuk melindungi hak perempuan, serta mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh polisi terhadap para demonstran sejak Oktober 2019. Selain itu, lagu ini juga bermaksud meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kekerasan bukanlah solusi, dan siapapun bisa menjadi korban, atau bahkan pelaku, termasuk orang yang duduk di pemerintahan.
Setelah dinyanyikan di depan umum pertama kali di Chile, beberapa minggu kemudian lagu ini langsung viral dan dinyanyikan (serta ditarikan) oleh ribuan perempuan di banyak kota di berbagai negara, contohnya Bogotá, Lima, Mexico City, New York, Paris, Barcelona, Berlin, Milan. Melihat rekaman video orang-orang menyanyikan ini, Sesa langsung merinding lho Geng Beda! Kalau kamu penasaran sama lagunya, kamu bisa cek di tautan berikut ini!
https://www.youtube.com/watch?v=mjhGYeKHkbQ
Gimana dengan di Indonesia?
Nah, meski Catatan Tahunan Komnas Perempuan Tahun 2019 belum bisa diakses oleh kita, namun beberapa hal yang menjadi perhatian bisa kita lihat di siaran pers yang sudah dirilis. Ternyata, sepanjang tahun 2018 terdapat 2.073 kasus kekerasan dalam pacaran, dan 1.750 di antaranya sudah dilaporkan ke pihak yang berwenang. Banyak juga ya kasus kekerasan dalam pacaran. Sesa jadi mikir, jangan-jangan banyak di antara teman Sesa, yang tentu masih semuda Sesa, pernah jadi korban kekerasan dalam pacaran. Ingat ya Geng Beda, kalau pacar kamu sudah menunjukkan tindakan agresif, seperti memaksa atau melarang kamu melakukan atau memakai sesuatu, mau mengontrol kehidupan kamu bermedia sosial atau bahkan berteman dengan orang lain, meminta kamu untuk memberitahu password segala media sosial kamu dan bahkan handphone kamu, itu berarti dia sudah melakukan sebuah bentuk kekerasan. Meski tidak melukai fisik, namun pembatasan kamu untuk berekspresi menjadi satu bentuk kekerasan yang bisa melukai psikologi kamu! Bahaya kan!
Nah, tentu kolektif seniman perempuan di Indonesia juga menyuarakan tuntutan mereka kepada pemerintah agar kekerasan seksual terhadap perempuan dicegah dan diatasi. Dengan nyanyian dan tari berjudul Tarian Anti Kekerasan, sekelompok perempuan berkumpul untuk mengajak peran masyarakat mencegah kekerasan terhadap perempuan di sekitar mereka. Lagu ini pun muncul pada publik di bulan Desember 2019 lalu sebagai bagian dari kampanye anti kekerasan terhadap perempuan. Kalau kamu mau dengar lagunya, bisa dilihat di tautan berikut:
“Tarian Anti Kekerasan”, #akhirisekarang
https://www.instagram.com/p/B6SEorAlsED/
Perjuangan untuk kesetaraan bagi kelompok perempuan di Indonesia ternyata masih perlu diperjuangkan. Yuk, Geng Beda, terus suarakan dukungan kamu terhadap perjuangan perempuan di negara ini bersama Sesa dan Beda Itu Biasa!
Sumber:
Soldati, Camilla. (2019). Lifegate: The rapist is you, the Chilean protest song against gender violence that sparked a global movement. Diakses pada 28 Januari 2020 di tautan: https://www.lifegate.com/people/news/the-rapist-is-you-un-violador-en-tu-camino
Komnas Perempuan. (2019). Siaran Pers Catatan Tahunan Komnas Perempuan Tahun 2019. Diakses pada 28 Januari 2020 di tautan: https://www.komnasperempuan.go.id/read-news-siaran-pers-catatan-tahunan-catahu-komnas-perempuan-2019%20
Halo Kawan #GengBeda! Ketemu lagi dengan Sesa dan Pedro. Kami ingin ngobrol bareng kamu, nih,…
Jumat malam Gema, Sesa, Pedro, Nisa dan Ibnu janjian virtual meeting seperti wiken-wiken sebelumnya. #GengBeda…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Nisa pusing banget, nih. Data dan fakta tidak cukup…
Halo kawan #GengBeda! Ketemu lagi bareng Sesa di musim Cancer ini. Katanya sih goncangan hidup…
Assalamualaikum ukhti dan akhi! Balik lagi bersama Nisa nih, semoga ngga bosen yah sama Cerita…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Balik lagi nih sama Nisa si remaja masjid yang…