Hai #Gengbeda. Kali ini Gema gemes banget nih mau bahas mengenai feminisme liberal… Pasti kawan-kawan sedikit banyak tahu bagaimana pergerakan feminisme saat ini?
Sabtu, 5 September 2020, klub baca Samahita ngadain diskusi terkait artikel yang berjudul “Feminisme Liberal Tak Cukup Demokratis dan Membebaskan bagi Kita Kaum 99%” ditulis oleh Fatimah Fildah Izzati. Dalam tulisannya, ia gerah banget sama feminisme liberal, di mana banyak advokasi program-program feminis liberalis yang malah merugikan kaum perempuan dan tidak membuat perempuan berdaya secara utuh. Contohnya saja feminisme liberal hanya fokus mendorong perempuan ke ruang publik tanpa melihat akar sebenarnya adalah kekerasan struktural dari patriarki apalagi dalam ruang privat. Kaum 99%, feminis yang intelektual memberikan perlawanan nih sama feminis liberal yang justru akan membahayakan perempuan dan juga dalam ranah-ranah publik dan pekerjaan yang mendukung si kapitalis.
Dalam diskusi di Sabtu itu, memang feminis liberal sangat berbanding terbalik dengan gerakan feminis yang 99% di mana sejak lama memperjuangkan kekerasan berbasis gender. Diskusi juga mendalam nih, sesuai dengan apa yang disampaikan di artikel salah satunya istilah kerja reproduksi sosial. Gema melihat ini penting juga loh untuk Gema sampaikan bahwa kerja reproduksi sosial itu singkatnya semacam segenap aktivitas yang dibutuhkan buat menciptakan, memelihara, dan merestorasi komoditas tenaga kerja seperti misal ada kerja-kerja domestik didalam rumah yang tidak dibayar misal memasak, mencuci, mengurus rumah, merawat anak. Ada juga kerja produktif yang dibayar dan dianggap bekerja seperti dibidang kesehatan dan pendidikan.
Duh, berat ngga sih curhatan Gema saat ini? Tapi serius deh, banyak yang berjuang, berkoar dan meneriakkan tentang perempuan padahal dibalik itu semua mereka terbagi atas kelas, rasa dan ada banyak kepentingan-kepentingan. Feminisme untuk kaum liberal 99% secara khusus membahas penindasan gender di kalangan masyarakat kapitalis seperti halnya ada banyak perempuan yang bekerja namun masih mendapat kekerasan baik di tempat kerja, di rumah maupun di masyarakat. Perjuangannya juga lebih mengarah pada pendidikan tinggi yang gratis dan berkualitas, pelayanan publik bagi semua orang, perjuangan pemenuhan hak-hak buruh dan juga keadilan ekologis.
The last deh, Gema mikir ngga mudah emang, ngga mungkin dalam waktu singkat sesuper itu menghancurkan sistem sosial yang menjerat perempuan, sekarang dimulai dari diri sendiri aja deh untuk mencari tahu lebih banyak mana bentuk kekerasan yang mengakar dan itu kita bisa stop dari kita sendiri, dari kita semua. Buat kawan-kawan yang mau banget tahu lebih lanjut boleh banget baca bukunya ya! next kita diskusi bareng lagi…. Thanks berat udah mau baca curhatan Gema, Cheers!
Sumber :
Izzati, Fathimah Fldzah, 2020, Feminisme Liberal Tak Cukup Demokratis dan Membebaskan bagi Kita Kaum 99%, Indoprogress.
Bhattacharya, Tithi, ed. 2017, Social Reproduction Theory: Remapping Class, Recentring Opression, London: Pluto Press.
Arruzza, Cinzia dkk, 2019, Feminism for the 99%: A manifesto, London: Verso
Penulis: Annisa Inayah
Halo Kawan #GengBeda! Ketemu lagi dengan Sesa dan Pedro. Kami ingin ngobrol bareng kamu, nih,…
Jumat malam Gema, Sesa, Pedro, Nisa dan Ibnu janjian virtual meeting seperti wiken-wiken sebelumnya. #GengBeda…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Nisa pusing banget, nih. Data dan fakta tidak cukup…
Halo kawan #GengBeda! Ketemu lagi bareng Sesa di musim Cancer ini. Katanya sih goncangan hidup…
Assalamualaikum ukhti dan akhi! Balik lagi bersama Nisa nih, semoga ngga bosen yah sama Cerita…
Assalamualaikum ukhti dan akhi kawan #GengBeda. Balik lagi nih sama Nisa si remaja masjid yang…