Pilih Laman

Love Bombing: Cinta Apa Cuma Udang di Balik Batu? Terus, Kita Bisa Apa?

10 Sep, 2022

Hari ini dapet bunga, besok dapat pujian-pujian romantis, esoknya lagi dapet hadiah lain, dan terus-terusan terjadi. Melayang menembus lapisan awan nggak, tuh? Eits, hati-hati dulu Kawan #GengBeda, jangan sampe kejebak love bombing! Love bombing tuh makanan apa lagi, ya? Belum terlalu kenal, udah dikasih hal-hal romantis, bertubi-tubi pula! “Ah dia baik banget”, “He/she’s the one, “ten out of ten, lah pokoknya!”, “Dia ngasih effort banget”, “Belum pernah aku nemu yang kayak gini”. Pernah ngerasain kayak gini?

Nah, love bombing tuh berarti memberikan perilaku, benda, maupun afeksi secara tiba-tiba, jumlahnya banyak, dan sesaat biar target ngerasa diperhatikan, spesial, dibutuhkan, dicintai, lalu dibuat ketergantungan, deh. Pelaku biasanya menunjukkan usaha-usaha seakan dia benar-benar mencintai seseorang, padahal yang ia lakukan nggak tulus, alias ada udang di balik batu!

Kayak dalam film “Story of Kale”, si Kale yang bilang ke Dinda kalau ia janji akan membuat hidup Dinda bahagia selamanya dan akan memenuhi apa yang Dinda minta. Ujung-ujungnya, Dinda malah dikontrol, mendapatkan perlakuan kasar, dan mereka saling menyakiti. Waduh, gawat banget! Nggak jarang pelaku memberi love bombing biar mendapat validasi  kalau dirinya baik, sehingga bisa menaikkan kepercayaan diri, hingga muncul pemujaan!

Perkara cinta-cintaan emang nggak ada habisnya. Ada yang efeknya positif, ada pula yang malah merugikan diri sendiri dan orang lain. Ketika Kawan merasakan sesuatu yang nggak beres, merasa nggak nyaman, kadang sifat dia berubah jadi jahat banget, ngerasa bersalah, dia marah kalau nggak di-iyain, atau dia nuntut ini itu persis yang pernah dia beri? Yap, itu efek kalau Kawan dapat love bombing. Ah, semoga nggak terjadi, ya~ Atau jangan-jangan, Kawan pernah melakukan?

Kawan #GengBeda, love bombing ini bahaya banget karena ketergantungan itu bisa mengontrol korban. Korban jadi sakaw alias ketagihan afeksi, sehingga ia akan melakukan apa saja dan menuruti pelaku! Selain itu, love bombing ini termasuk kekerasan psikologis, alias menyerang sisi emosi korban. Hadeuh, serem banget karena yang gini-gini perlu banyak waktu buat pulih dan sembuh.

Jatuh cinta itu nggak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Nah, sebelum kita jatuh cinta sama orang lain, kita perlu cinta sama diri sendiri, tahu apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Jadi, kalau diberikan perlakuan manis bertubi-tubi, kita nggak jadi oleng, oke?

Apalagi, ketika hendak memutuskan buat pacaran, banyak yang harus dipertimbangkan. Kira-kira, hubungan ini akan bikin Kawan tetap jadi diri sendiri atau engga? Perlu banget tahu hal dari calon pasangan yang bisa ditoleransi dan yang nggak bisa ditoleransi. Oiya, ketika menjalin hubungan spesial, kita perlu menetapkan batasan, serta tidak menarik diri dan menghilang dari lingkungan sebelumnya yang mendukung kita. Kenapa? Biar kita bisa mendengarkan suara yang berbeda dan bisa tetap saling bercerita. Dengan begitu, kalau dapat perlakuan istimewa, itu nggak bikin ketergantungan yang merugikan.

Terus, apa bedanya perilaku love bombing sama hubungan yang sehat? Dalam love bombing ini nggak tulus, nggak realistis, ada manipulasi atau rekayasa, salah satu pihak dirugikan, pelaku melakukan untuk dirinya sendiri, nggak benar-benar mendengar ketika dibutuhkan, merasa bersalah, sulit bertumbuh, dan perasaan terkekang. Hadeh, susah amat yak! Sedangkan dalam hubungan yang sehat, Kawan #GengBeda akan merasakan ada kesetaraan, bebas berpendapat, merasa didengar, saling berbagi, bisa mengembangkan diri, bebas berekspresi, dan menjadi diri sendiri. Wah, asyik ya kalau bisa begitu.. Pedro mau satu~

Tapi nih ya, jangan asal melabeli orang love bombing, Kawan! Kita perlu lihat dulu motivasi dia dalam memberikan afeksi, konsisten baik atau malah kadang jahat banget? Dalam hubungan kita perlu saling memberikan masukan, introspeksi, dan pastikan bisa mendukung kebaikan diri sendiri dan pasangan.

Pelaku love bombing ini mencari celah di mana kita rapuh dan berusaha memanfaatkannya. Ketika korban terjebak dan akhirnya ditinggalkan, ia merasa tergantung, merasa tidak berdaya tanpa ‘orang ini’, meragukan kemampuan diri sendiri, trauma, takut memulai hubungan baru, bahkan berujung pikiran untuk bunuh diri. Aduh, Pedro jadi sedih.

Oiya, kalau kamu merasa jadi korban maupun pelaku love bombing, jangan ragu buat minta bantuan ke psikolog atau profesional, yaa. Jangan buru-buru memulai hubungan baru ketika dirimu sendiri belum siap. Buru-buru itu nggak baik, Kawan #GengBeda! Jangan ragu menolak kalau nggak nyaman, ya. Lagi-lagi, kita harus tahu apa yang kita inginkan dan yang kita butuhkan. Gimana menurut kalian? Sebarkan tulisan ini ke kawan-kawanmu yang lagi menjalin hubungan dan akan menjalin hubungan, dong! Yuhuuu~

Referensi:

Talkshow Inez Kristanti – Festival Pulih. 2021, “Love Bombing & Toxic Relationship: Kenali dan Hadapi!, YouTube Popbela

Field, Barbara. 2022, “What Is Love Bombing?”, verywellmind.com

The Asian Parent, “Mengenal Love Bombing, Ungkapan Cinta Manipulatif yang Bisa Dilakukan Pasangan”, id.theasianparent.com

Beranda / Cerita Pedro / Love Bombing: Cinta Apa Cuma Udang di Balik Batu? Terus, Kita Bisa Apa?

Artikel Lainnya

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share This
Skip to content