Halo Kawan #GengBeda! Tanggal 16 November ini dirayakan dunia sebagai Hari Toleransi Internasional. Untuk menyebarkan pesan toleransi lebih luas lagi lewat pendidikan dan interaksi publik, PBB menetapkan hari toleransi ini tahun 1995 alias 26 tahun yang lalu.
Gema, Sesa, Pedro, Nisa dan Ibnu kebetulan lagi ngumpul bareng dan ngobrolin soal arti toleransi bagi mereka sehari-hari. Mereka merasa bahwa toleransi memang dibutuhkan banget buat menjaga perdamaian dan kehidupan yang lebih nyaman buat siapa pun terlepas dari perbedaan-perbedaan yang melekat pada diri setiap orang.
“Aku percaya bahwa toleransi itu menghargai hak-hak dan kebebasan setiap individu,” kata Sesa di sela-sela percakapan mereka. “Iya, nggak hanya kewajiban moral setiap orang, toleransi juga perlu didukung oleh negara lewat peraturan, gunanya buat memastikan persamaan dan hak asasi manusia,” kata Nisa menambahkan.
Pedro mencari tema tahun ini dan menemukan kalau pesan besar yang diusung “tolerance is respect, acceptance, and appreciation of the rich diversity of our world’s cultures, our forms of expression and ways of being human,” terjemahan bebasnya toleransi adalah penghargaan, penerimaan, serta apresiasi atas budaya dunia yang sangat kaya dan beragam, bentuk-bentuk ekspresi kita, dan cara-cara kita menjadi manusia.
“Aku setuju banget kalau bentuk-bentuk ekspresi manusia perlu dihargai,” kata Gema. Ia kemudian melanjutkan obrolan soal ekspresi, identitas gender dan seksualitas, tema yang menurutnya kurang digali dan dibicarakan ketika kita membicarakan soal toleransi.
Komunitas LGBTIQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex, Queer) ada di masyarakat dan punya peran di tempat mereka tinggal dan berinteraksi. Namun, seringkali komunitas ini mengalami diskriminasi dan intoleransi dari orang-orang di sekitarnya. Contohnya, kesulitan berekspresi di lingkungan terkecilnya seperti keluarga dan secara luas di masyarakat, selain itu juga rentan mengalami bullying di sekolah dan tempat kerjanya.
“Iya, perbedaan identitas gender dan seksualitas serta ekspresi gender itu bukan penyakit jiwa tapi varian dari seksualitas manusia,” ujar Ibnu. “Pernyataan itu datangnya dari organisasi kesehatan dunia, alias WHO,” lanjutnya.
Makanya, #GengBeda sepakat kalau sikap toleransi berarti menghargai siapa saja dengan latar belakang yang berbeda-beda tanpa terkecuali. Dengan saling menghargai kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik. Ruang berekspresi dan ruang hidup teman-teman LGBTIQ jadi lebih terbuka lebar, sehingga siapa pun bisa hidup bebas dari rasa takut dan bisa berkontribusi lebih luas buat masyarakat.
Oh ya, ada beberapa cara untuk menghilangkan intoleransi atau sikap serta tindakan yang nggak toleran terhadap LGBTIQ di sekitar kita. Sebagai ally atau teman yang mendukung kelompok LGBTIQ yang secara aktif mengadvokasi hak-hak atas dasar hak asasi manusia dan perlakuan yang setara, kamu juga bisa ikutan menyebarkan toleransi lewat kontribusimu lewat beberapa hal ini:
Hukum, pemerintah bertanggung jawab menegakkan hukum yang berlandaskan hak asasi manusia, terutama buat menghukum kejahatan kebencian atau hate crimes dan diskriminasi. Selain itu pemerintah juga harus memastikan akses yang sama untuk menyelesaikan konflik. Hukum yang berpihak pada kelompok rentan seperti LGBTIQ sangat dibutuhkan agar tidak mengalami diskriminasi, kekerasan, dan tindak kejahatan yang berlandaskan kebencian dan bias.
Kita perlu terus mendorong pemerintah untuk melindungi hak-hak hidup setiap individu apa pun latar belakangnya agar toleransi bisa terus dilestarikan.
Edukasi, terutama soal Sexual Orientation, Gender Identity, Expression, Sex Characteristic (SOGIESC) perlu ada di sekolah atau komunitas. SOGIESC adalah materi pemahaman soal ketubuhan, orientasi seksual, serta gender. Dengan mempelajari SOGIESC orang-orang muda dapat memahami perbedaan lebih luas lagi dan menerima setiap individu dalam kelompoknya. Misalnya, memahami bahwa seseorang perempuan beragama Islam dengan orientasi seksual lesbian dan berasal dari suku Bugis, ada pula seorang transpria yang beragama Kristen dari suku Dayak.
Yang bisa kita lakukan untuk memupuk toleransi adalah belajar mengenai SOGIESC dari sumber-sumber yang terpercaya dan menyebarkan informasi ini lebih luas lagi.
Kesadaran individu, memiliki keberagaman seksualitas dan gender yang nggak biner seperti pemahaman sebagian besar masyarakat, nggak bikin seseorang kehilangan kemampuannya melakukan hal-hal seperti orang lain. Individu dan kelompok LGBTIQ dapat bersosialisasi, memimpin, mengikuti kejuaraan olahraga, serta berkontribusi buat masyarakat luas. Pada Olimpiade Tokyo tahun ini saja tercatat setidaknya ada 186 atlet yang secara terbuka menyatakan diri sebagai kelompok LGBTQ, selain itu beberapa pemimpin nasional di Islandia, Belgia, Irlandia, Luksemburg dan Serbia mengaku bahwa dirinya gay dan lesbian. Nah, jadi nggak ada hubungannya antara seksualitas dan gender dengan kemampuan untuk melakukan hal-hal hebat di dunia.
Kita bisa menggunakan fakta-fakta ini untuk menghalau komentar atau pandangan negatif yang nggak toleran mengenai teman-teman LGBTIQ.
Yuk, jadi teman yang baik bagi teman-teman LGBTIQ dengan terus mendukung mereka lewat jalur edukasi, hukum, serta penyadaran masyarakat yang lebih luas. #GengBeda percaya kalau beda itu biasa. Selamat Hari Toleransi Internasional, ya!
Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut gimana caranya jadi teman yang lebih baik dan aktif baca sumber-sumber di bawah ini, ya:
“Gay Men and Straight Men as Friends” https://www.psychologytoday.com/us/blog/gay-and-lesbian-well-being/201506/gay-men-and-straight-men-friends
“10 ways to step up as an ally to non-binary people” https://www.stonewall.org.uk/about-us/news/10-ways-step-ally-non-binary-people
“Being an Ally to LGBT People” https://engage.youth.gov/resources/being-ally-lgbt-people
“10 Ways to Be an Ally & a Friend” https://www.glaad.org/resources/ally/2
“International Day for Tolerance – 16 November” https://www.un.org/en/observances/tolerance-day
“Jurnal Perempuan 87: Keragaman Gender & Seksualitas” https://www.jurnalperempuan.org/uploads/1/2/2/0/12201443/jp_87-cjp.pdf
“Tokyo Summer Olympics LGBTQ Gay Athletes List” https://www.outsports.com/olympics/2021/7/12/22565574/tokyo-summer-olympics-lgbtq-gay-athletes-list
“Platform Aksi Beijing dalam Kerangka SOGIESC” https://qbukatabu.org/2020/06/09/platform-aksi-beijing-dalam-kerangka-sogiesc/
————————————–