Kawan #GengBeda di akhir bulan ini ada perayaan penting buat teman-teman interseks, lho. Tahu nggak apa itu? Yup, Intersex Awareness Day atau Hari Kesadaran Interseks yang dirayakan oleh dunia setiap tanggal 26 Oktober.
Peringatan ini merayakan visibilitas atau semakin dikenalinya teman-teman interseks oleh masyarakat di berbagai tempat di seluruh dunia. Selain itu Hari Kesadaran Interseks juga jadi momentum untuk mendorong masyarakat luas untuk menghargai dan memperlakukan individu interseks dengan lebih baik.
Sebagai bagian dari warga dunia yang ingin ikut menghapus diskriminasi Geng Beda ingin mengajak kamu mengenal interseks lebih dekat agar kita semua bisa hidup berdampingan dengan interseks. Nah, beberapa waktu yang lalu Geng Beda mewawancarai Tata, seorang aktivis interseks yang aktif mendampingi dan mengadvokasi hak-hak individu interseks. Nggak
ketinggalan kami juga membaca publikasi mengenai interseks dari berbagai sumber yang bisa dipercaya.
Buat kamu yang belum tahu, menurut Forum Interseks Asia, interseks berkaitan erat dengan karakteristik seks biologis, yang ternyata berbeda dengan orientasi seksual ataupun identitas gender. Seorang individu interseks bisa saja merupakan heteroseksual, lesbian, biseksual atau aseksual. Ia bisa mengidentikasi diri sebagai laki-laki, perempuan, keduanya atau bahkan nggak keduanya.
Individu interseks terlahir dengan karakteristik seks yang nggak mengikuti gagasan biner mengenai tubuh jantan ataupun betina. Karakteristik seks tersebut di antaranya organ kelamin, gonad/kelenjar seks atau kelenjar reproduksi, hormon dan pola kromosom.
Karena terlahir dengan karakteristik seks yang nggak mengikuti sistem gender biner, anak-anak interseks dan interseks dewasa sering kali menerima perlakuan yang nggak nyaman dari orang di sekitarnya, mendapat stigma atau pandangan buruk hanya karena dianggap berbeda, dan mengalami berbagai macam pelanggaran hak asasi manusia.
Mitos dan Fakta Seputar Interseks
Yuk, cek pengetahuan kita mengenai interseks dengan menjawab apakah pernyataan di bawah
ini mitos atau fakta.
Pernyataan 1: Pengalaman setiap individu interseks unik. Jika yang dimaksud adalah karakteristik fisik dan seks, masing-masing individu interseks memiliki variasi karakteristik yang berbeda. Saat ini dunia medis menggunakan istilah Disorders of Sex Development (DSD) yaitu ketidaksesuaian antara kromosom atau materi genetik dengan genitalia seseorang, sebuah istilah yang memiliki banyak variasi, untuk menyebut interseks. Sementara itu, istilah interseks saat ini lebih banyak diterima dan digunakan oleh individuinterseks yang menjadi bagian dari komunitas LGBTIQ.
Pernyataan 2: Nggak banyak individu interseks yang terlahir di dunia. Pernyataan ini cenderung nggak tepat alias mitos. Jumlah individu interseks di dunia mungkin lebih banyak daripada yang selama ini kamu kira. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan sekitar 1,7% penduduk dunia adalah interseks. Kalau di dunia ini ada 7 milyar orang, maka ada sekitar
119 juta individu interseks yang hidup di berbagai penjuru dunia.
Pernyataan 3: Kita boleh langsung panggil atau menyebut individu interseks berdasarkan karakteristik fisik yang terlihat atau ekspresi gender individu interseks. Jawabannya nggak. Kita sebaiknya menanyakan consent atau persetujuan kepada individu interseks. Tanyakan ia lebih nyaman disebut dengan panggilan apa. Tanyakan pula ia mengidentifikasi diri sebagai gender dan jenis kelamin apa. Tata memberi contoh mengenai dirinya sendiri yang lebih
nyaman jika ditanya terlebih dulu oleh lawan bicara mengenai dirinya. Jadi, nggak berasumsi atau langsung menebak-nebak gender dan jenis kelaminnya.
Pernyataan 4: Sebaiknya kita nggak menyebut interseks sebagai ‘kelamin ganda’, ‘dua
kelamin’, atau ‘hermaprodit’. Jawabannya betul. Ternyata sebutan ‘kelamin ganda’ atau ‘dua
kelamin’ adalah istilah yang justru menambah stigma negatif terhadap individu interseks.
Tata menyebutkan bahwa istilah genitalia ambigu, ketidakjelasan, Disorders of Sex Development (DSD), hipospadia (salah satu ciri utama orang yang terlahir DSD), dan interseks lebih bisa diterima secara umum oleh individu interseks yang selama ini ia kenal di dalam
komunitas dibandingkan kata ‘hermaprodit’. Ia menjelaskan bahwa ‘hermaprodit’ adalah sebutan untuk hewan. Artinya, kalau seseorang menggunakan istilah ini, sama saja ia nggak memanusiakan individu interseks.
Yang Dialami oleh Interseks
Beberapa individu interseks kesulitan mengetahui kondisi dirinya sejak dini. Ini termasuk memeriksakan dirinya dan mendapat hasil diagnosis mengenai anatomi reproduksi dan seksual, hormon, serta karakteristik seks lain yang dominan. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman orangtua dan keluarga terdekat mengenai kondisi dan hak-hak individu interseks bayi dan anak-anak. Sementara itu di banyak tempat individu interseks justru sering kali terpaksa mengalami operasi atau tindakan medis tanpa consent atau persetujuan penuh. Orangtua, keluarga, serta masyarakat sebaiknya nggak perlu memaksakan jenis kelamin tertentu kepada anak interseks.
Bayangin deh, kalau kamu dioperasi atau menjalani prosedur yang bakal mengubah sesuatu di tubuhmu tapi kamu nggak ditanyai atau dikasih tahu secara lengkap dampaknya bagi hidupmu ke depan. Ini yang sering terjadi pada individu interseks. Nggak hanya itu, Tata bercerita kepada Geng Beda bahwa beberapa layanan kesehatan terdekat belum memiliki layanan yang tepat bagi interseks. Biasanya individu interseks datang untuk mendapat penjelasan atau diagnosis mengenai dirinya menurut medis. Ia memberi contoh, seorang interseks di daerahnya diminta pulang dari puskesmas tanpa menerima penjelasan yang berarti. Padahal, ia percaya bahwa puskesmas adalah salah satu ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi teman-teman interseks.
Merespon hal itu, ia berkunjung ke beberapa puskesmas di sekitar daerahnya. Tata membawa beberapa sumber informasi tentang interseks, seperti buku dan video yang berisi prosedur penanganan bila bertemu dengan individu interseks yang membutuhkan bantuan layanan kesehatan.
Selain itu ia juga mengatakan kepada Geng Beda bahwa nggak setiap daerah tempat tinggal individu interseks memiliki rumah sakit tipe A yang dapat mendiagnosis atau mengeluarkan hasil pemeriksaan laboratorium sebagai dasar untuk menentukan jenis kelamin dan gendernya.
Ia menyebut beberapa rumah sakit yang dapat menangani kebutuhan medis interseks seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang, dan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo.
Terbatasnya ketersediaan fasilitas rumah sakit serta dokter ahli untuk mendiagnosis atau mengeluarkan hasil laboratorium jadi persoalan ketika individu interseks memutuskan untuk memilih jenis kelamin sendiri dan membutuhkan layanan hukum untuk mengganti identitas atau mengganti jenis kelamin di dokumen kependudukan.
Individu interseks dapat mengubah jenis kelamin di dokumen legal seperti dokumen kependudukan serta ijazah. Pergantian ini memerlukan bantuan dari dokter ahli, psikolog, serta lembaga atau individu yang memiliki kapasitas untuk mendampingi proses persidangan. Tata bercerita bahwa pandemi juga membawa dampak bagi teman-teman interseks yang ingin mengubah jenis kelamin di dokumen legal. Beberapa di antaranya harus menunggu lama untuk mendaftar sidang.
Hingga saat ini pengalaman penerimaan orangtua atau orang terdekat terhadap individu interseks sangat bergantung pada kapasitas, pemahaman, dan pengertian terkait kondisi interseks. Nggak semua orangtua memahami kondisi psikologis dan medis anaknya. Tata mengatakan bahwa dukungan keluarga sangat penting bagi pertumbuhan dan keberlangsungan
hidup tiap individu interseks. Ia juga berharap nggak ada paksaan atau tekanan dari medis, orangtua maupun masyarakat soal keputusan individu interseks memilih jenis kelamin dan gendernya sendiri.
Saatnya Hentikan Diskriminasi terhadap Interseks
Dibedakan secara sengaja dan ditolak secara sosial hanya karena perbedaan karakteristik seks dan biologis sering banget dialami interseks. Merasa sendiri dan nggak dimengerti, sulit punya teman, diejek tetangga, serta nggak diterima oleh keluarga besar menjadi tantangan yang besar bagi individu interseks. Kondisi nggak nyaman tersebut memaksa mereka menarik diri dari lingkungan. Dampak yang dirasakan oleh teman-teman interseks akibat diskriminasi ini pun besar bagi kondisi psikologisnya.
Interseks mengalami hambatan saat mengakses haknya memperoleh pendidikan. Bullying di sekolah sering banget mengganggu bahkan membuat mereka sulit melanjutkan pendidikan. Beberapa individu interseks yang Tata kenal terpaksa keluar dari pendidikan formal karena mengalami bullying. Ia bercerita akibat dirundung ada teman interseks yang keluar dari SD dan nggak melanjutkan pendidikan lagi.
Mencari pekerjaan juga bukan hal yang mudah bagi interseks. Saat wawancara kerja perekrut cenderung curiga dan menolak individu interseks karena postur tubuh dengan jenis kelamin yang tercantum di dokumen lamaran dirasa berbeda. Ini bikin individu interseks kesulitan bekerja di bidang formal dan memilih pekerjaan informal seperti membuka usaha sendiri.
Tata mengatakan bahwa kesadaran yang ingin disampaikan ke masyarakat dalam peringatan Intersex Awareness Day ini adalah membangun kesadaran untuk kebersamaan. Keinginan teman-teman interseks yang utama adalah terbukanya ruang bagi tiap individu interseks untuk dapat hidup dengan tenang, nyaman, dan damai. Yuk, kita hargai dan dukung apa pun yang teman-teman interseks putuskan dan lakukan mengenai otoritas tubuh dan penentuan nasibnya sendiri. Selamat Hari Kesadaran Interseks dari Geng Beda!
Catatan dari narasumber: Pandangan sebagian besar menurut medis karena banyak teman-teman interseks yang ingin mengetahui kejelasan dari segi medis
Kalau kamu ingin mengenal interseks lebih lanjut baca sumber di bawah ini, ya.
Referensi:
“Intersex Awareness Day: Hentikan Prosedur Operasi Yang Dipaksakan Terhadap Individu Interseks” http://www.suarakita.org/2017/10/27812/
“Not Invisible: Debunking 10 Intersex Myths” https://www.glaad.org/amp/debunking-10- intersex-myths
“Intersex Awareness Day – End violence and harmful medical practices on intersex children and adults, UN and regional experts urge” https://www.ohchr.org/EN/NewsEvents/Pages/DisplayNews.aspx?NewsID=20739&LangID=E
“Pernyataan Publik: Gerakan Interseks Asia” https://intersexasia.org/docs/IA-Stat_Indonesian_pages.pdf
“Hidup dengan 'interseks': Saya akhirnya punya penis, dan semoga menemukan cinta” https://www.bbc.com/indonesia/majalah-45996080
“Lika-liku Mengubah Jenis Kelamin di Dokumen Legal” https://tirto.id/lika-liku-mengubah-jenis-kelamin-di-dokumen-legal-cL8d
“Disorders Of Sex Development” Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. 2018 Apr; 48: 90–102. Published online 2017 Nov 22. doi: 10.1016/j.bpobgyn.2017.11.005 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5866176/
“Arti Hipospadia yang Dialami Aprilia Manganang, Apa Sebabnya?” https://tirto.id/arti-hipospadia-yang-dialami-aprilia-manganang-apa-sebabnya-ga13