Pilih Laman

Buka Ruang Berani Berbincang: Free Writing untuk Pemulihan Diri dengan Menarasikan Emosi

31 Agu, 2020

Oleh: Erina Slamet S.

Assalmualaikum akhi ukhti,

Setelah minggu-minggu sebelumnya Pedro mengajak remaja berdiskusi soal Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi, hari ini Nisa ingin bercerita tentang pengalaman Nisa menjadi peserta pada “Ngedate Yuk Vol. 4” 27 Juni 2020 kemarin, dalam ruang belajar ini Nissa diajak untuk berlatih menulis dan mengungkapkan pemikiran kritis serta menganalisanya baik melalui media sosial atau buku. Kali ini Nisa berlatih ditemani oleh Raisa Kamila, seorang penulis muda sekaligus peneliti sejarah. 

Raisa mengawali ruang belajar ini dengan mengajak Nisa untuk merefleksikan tujuan dan manfaat menulis. “Kenapa kita perlu menulis? Menulis itu bekerja untuk keabadian. Jika hanya melalui instagram bisa tenggelam dengan konten lain, tetapi jika menulis di buku maka karya itu bisa diingat pembaca,” paparnya.

Raisa juga berbagi tips dan trik menulis, seperti Free Writing (menulis bebas) dan menulis dengan menggambarkan emosi secara deskriptif. Menulis bebas memang bisa diterapkan untuk berlatih mengartikulasikan pikiran dan perasaan jadi kita dapat mengeluarkan isi pikiran kita. Teknik ini juga bisa menjadi sarana pemulihan diri dari pengalaman buruk karena bisa membantu penulis untuk menata pikiran dan mendeskripsikan apa yang sedang dipikirkan. 

“Teknik ini untuk melenturkan cara menulis, mengeluarkan apapun ide atau yang sedang dipikiran, tanpa perlu mengkawatirkan kata-katanya nyambung apa gak. Free writing jadi alat untuk merekam perasaan kita dan cuma kita sendiri yang bisa merasakan dan menjelaskannya.” kata Raisa. 

Nissa memahami bahwa tujuan dari Free Writing adalah untuk menggambarkan emosi dapat juga bermanfaat untuk membuat cerita atau narasi lebih meyakinkan sehingga membuat pembaca merasakan pengalaman yang ingin disampaikan penulis. Menurut Raisa, menulis bisa dimulai dengan menceritakan pengalaman pribadi dan bahasa yang sederhana dan mudah ditangkap audiens. 

“Yang jelas, ide untuk tulisan ada dimana-mana, harus peka dengan lingkungan, membuka mata dan telinga, serta bisa berimajinasi tentang emosi” kata Raisa.

Dari pemaparan di atas, Nisa sih akan mencoba untuk menerapkannya di rumah, yuk teman-teman kita sama-sama menerapkan!      

Beranda / Cerita Nisa / Buka Ruang Berani Berbincang: Free Writing untuk Pemulihan Diri dengan Menarasikan Emosi

Artikel Lainnya

Kisah Klasik Nisa dan “Si Gemini”

Kisah Klasik Nisa dan “Si Gemini”

Assalamualaikum ukhti dan akhi! Balik lagi bersama Nisa nih, semoga ngga bosen yah sama Cerita Nisa hihihihi. Ngomong-ngomong, gak kerasa ya udah bulan Juni. Udah saatnya kita...

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share This
Skip to content