Pubertas adalah masa perkembangan yang dialami oleh manusia ketika memasuki usia remaja. Terdapat perkembangan diri yang terjadi saat memasuki masa pubertas, yaitu perkembangan fisik dan perkembangan psikologis. Salah satu contohnya adalah rasa ketertarikan dengan seseorang dan kebutuhan untuk menjalin relasi atau hubungan romantis dengan orang lain. Saat remaja, memiliki relasi romantis harus melibatkan kejujuran, rasa saling percaya, menghargai, menyayangi satu sama lain, komunikasi yang terbuka dan positif, dan saling mengerti satu sama lain. Hal ini disebut sebagai relasi yang sehat.
Mari kita telisik lebih jauh definisi sehat yang hari ini banyak diartikan oleh para ahli maupun lembaga internasional dan juga kebijakan domestik. Menurut WHO, sehat berarti keadaan fisik dan mental lengkap serta kesejahteraan sosial bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Sedangkan menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Nah, artinya, sehat tidak hanya dilihat dari segi fisik tapi juga secara mental. Keadaan sehat juga harus dihubungkan dengan relasi. Hubungan sehat adalah adanya koneksi yang seimbang atau setara, mampu bertanggung jawab atas diri sendiri dan keputusan individu masing-masing. Berhubungan yang sehat artinya tidak ada unsur ancaman dan intimidasi dari pasangan, serta bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun psikis.
Biasanya kita sering lupa sama hal-hal sederhana saat berhubungan. Apalagi untuk yang baru jadian. Nah, berikut empat hal yang bisa kamu lakukan saat memiliki hubungan spesial dengan seseorang atau baru jadian! Pembelajaran mengambil dari bahan ajar modul Matoal He Tanoina yang membahas tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi remaja.
- Ikatan. Dalam pacaran, kedua belah pihak mampu berkompromi secara nyaman dan setara untuk memastikan cita-cita masing-masing dapat tercapai.
- Komunikasi. Melalui komunikasi, masing-masing pihak dapat menyampaikan perasaannya, bahkan ketika tidak sependapat sekalipun, sehingga masing-masing pasangan tahu dalam bersikap untuk satu sama lain. Mendengarkan pendapat masing-masing pasangan dengan baik dan tidak menghakimi secara sepihak.
- Percaya. Bangun kepercayaan secara terus menerus, sehingga kedua belah pihak merasa benar-benar nyaman, tidak terlibat dalam drama yang tidak perlu, dan tidak mudah cemburu.
- Kesepakatan. Hal ini sangat penting untuk menentukan sejauh mana pacaran atau relasi itu akan dilakukan, termasuk menyepakati batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Membangun kesepakatan berarti memastikan bahwa masing-masing pihak menyetujui secara sadar dan tidak ada satu pihak pun yang terpaksa ataupun merasa bersalah dan menyesal karena telah melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dirasa nyaman ataupun belum siap. Kesepakatan harus dibangun secara terus menerus, artinya sekali bersepakat tidak berarti bahwa seseorang bersepakat selamanya.
Relasi sehat sangat bisa dimulai dari diri kamu sendiri, kamu harus memahami bahwa memiliki pasangan bukan berarti kamu bebas dan berhak mengatur hidup pasangan kamu. Memiliki pasangan adalah memahami bahwa kita membutuhkan partner untuk saling mendukung, menguatkan dan mengerti satu sama lain dan yang terpenting saling menyayangi satu sama lain. Selamat memulai untuk membangun relasi yang sehat.
Ditulis oleh: Aliansi Remaja Independen